Powered By Blogger

Tuesday, March 11, 2008

peTuah CintA

Beri Dia kepuasaan sesaat

Dalam pertengkaran, terkadang semua kalimat yg keluar dari mulut tak bisa disaring lebih dulu. Begitu keceplosan, yg tinggal cuma penyesalan & perasaan terluka. Bagaimana mengatasinya ? cukup dengan mengatakan : “Aku menyesal atas apa yg terjadi.” Tapi, biasanya orang keberatan mengucapkan kalimat itu, apalagi kalau merasa tak bersalah. “Buat apa, toh dia sendiri yg memulai !” mungkin itu yg ada dalam benak kamu. Disatu sisi, kamu hampir benar. Tapi, cobalah pahami. Manusia itu mahluk impulsif. Kalau semua orang menuruti kata hati, apa jadinya dunia ?
Tak heran kalau seseorang tak pernah mau disalahkan, apalagi dalam keadaan marah. Mudah tersinggung, mungkin kata-kata yg pas untuk menggambarkan hal ini. Kata apa saja yg keluar dari lawan bicara, pasti akan diinterpretasikan berbeda. Selalu ada sisi negatif didalamnya, rasa curiga, misalnya. Meski diucapkan setulus hati, tak jarang ungkapan penyesalan dipahami secara lain. Tapi begitu bisa diyakinkan, si dia akan berpikir, “Aku memang begitu.” Dengan pikiran begitu, justru si dia akan menutup mulutnya & mau mendengar apa yg akan keluar dari mulut anda. Tak percaya ? Ucapan yang diungkapkan itu tulus atau tidak ? menjadi manipulatif. Tapi, semuanya serba mungkin terjadi kan ?

Kendalikan dia dengan kata-kata lemah lembut.
Kalau menghadapi kemarahan memuncak, cobalah manuver lain yg mungkin tidak biasa dilakukan atau bahkan dilupakan. Sudutkan dia dengan kata-kata seperti : “Hmm ...” atau “Kamu benar juga.” Ini biasanya manjur untuk mencegah pertengkaran lebih lanjut.

Ingat, jangan perluas masalah.
Biasanya pertengkaran yg diawali dengan masalah kecil, lama-lama melebar sampai masalah yg lebih besar. Terkadang malah tak ada hubungannya sama sekali. Mungkinkah, kamu pernah atau sering mengalaminya dengan pasangan ? Jangan takut, ini biasa terjadi. Tapi, jangan menjadi kebiasaan yang terus dipelihara. Kalau membicarakan suatu masalah, meski dalam situasi yg menegang & nada bicara meninggi, upayakan untuk berbicara satu masalah yang sama. Jangan sampai melebar ke masalah lain.

Cari satu perantara.
Bagaimana kalau menghadapi jalan buntu saat bertengkar ? Tak ada yg mau mengalah & sama-sama merasa benar. Kalau sudah begini sulit berakhir. Kecuali, dengan bantuan orang lain, secara tak langsung. Cobalah telepon atau temui sahabat pasangan. Beberkan padanya yg terjadi & permasalahan yg membuat kamu bertengkar. Bicaralah dengan jelas, apa pendirian kamu & pasangan. Hindari komentar pedas atau usaha mengubah pendirian pasangan. Begitu selesai, siapa tahu si dia akan ditelpon sahabat yg kamu temui tadi. Kalau si dia mendengar penuturan kamu dengan jelas & tidak memihak, dijamin dia akan tersentuh dengan usaha kamu dalam memahaminya.
Sulitkah melakukan semua itu ? sebenarnya tidak. Hanya perlu latihan & pengendalian diri saja. Yg lebih penting, pahami & kenali dulu pasangan kamu. Kalau sudah benar-benar mengenalnya, maka kamu tak akan kesulitan menghadapi setiap permasalahan yang muncul. Apalagi dalam kaitan pertengkaran mulut. Tapi jangan lupa, dalam menghadapi si dia, apapun cara mengatasinya, jangan membiarkan masalah terlupakan begitu saja. Kalau pikiran & hati sudah jernih, cobalah bicarakan dengan tenang. Coba pahami dari sudut pandang pasangan. Beri waktu padanya untuk menjelaskan tanpa disela. Kalau kamu berdua bisa tenang membicarakan suatu masalah, setidaknya sudah mengurangi “suara bising” dari sekian banyak pasangan yg bertengkar di waktu yg sama. Coba bayangkan kalau setengahnya saja bisa membicarakan setiap masalah tanpa harus bertengkar, betapa damainya hidup ini.

No comments: